Berikut adalah artikel atau berita yang terjadi di suzuki dengan judul Terkenal Bandel Suzuki New Carry Laku Keras di Luar Negeri yang telah tayang di jinmy.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.
Suzuki New Carry Pick Up. FOTO/ DOK SINDOnews
Dari total 3.957 unit yang berhasil dikapalkan, All New Ertiga berkontribusi sebanyak 1.414 unit atau 35,7% disusul New Carry sebanyak 1.281 unit atau sebesar 32%.
Ternyata dari hasil penjualan tersebut, Suzuki New Carry tidak hanya populer di negara Indonesia saja. Pasalnya mobil buatan Cikarang ini juga diekspor ke berbagai negara lain. Bahkan sampai ke Amerika Tengah.
“Meningkatkan dan mempertahankan kinerja ekspor bukan hal yang mudah, terlebih di saat ada wabah seperti sekarang. Kami berupaya terus melakukan ekspor ke berbagai negara sehingga di bulan November ekspor All New Ertiga naik 32% dari bulan sebelumnya. Bahkan ekspor New Carry naik 60% dari bulan Oktober,” terang Aris Yuliyantoro, Assistant Dept. Head Production Planning Control PT SIM.
Tercatat ada beberapa negara di seluruh dunia yang melakukan impor dari mobil niaga ini. Di Asia saja, ada Brunei, Kamboja, Myanmar, Taiwan, Vietnam, dan lainnya.
Sementara itu, 4W Managing Director PT SIS Hideaki Tokuda menjelaskan Peningkatan volume ekspor tersebut mendorong Suzuki untuk terus memenuhi permintaan ekspor mobil di pasar global, khususnya untuk produk unggulan yang menggunakan komponen lokal hingga mencapai 85% sehingga dapat berkontribusi pada ekonomi dan pasar otomotif nasional.
Tak hanya pasar domestik, Suzuki juga sudah melakukan ekspor Carry ke 30 negara di dunia. ” New Carry ekspor bukan yang baru, waktu itu sudah ekspor ke 30 negara, dan juga lanjut ke model baru Carry,” terang Hideaki Tokuda.
Tokuda mengakui, tidak ada tambahan negara tujuan ekspor. Tahun 2019 ke 2020 ada penambahan volume untuk semua model yang diekspor.
Menurut Tokuda, meskipun pandemi Covid-19 permintaannya masih kuat terutama di negara Asean. “Tahun 2019 ke 2020 7.000 menjadi 8.000 unit, ya tahun ini bisa diusahakan dari 8.000 menjadi 9.000 unit,” tutupnya.
Artikel atau berita di atas tidak berkaitan dengan situasi apapun, diharapkan bijak dalam mempercayai atau memilih bacaan yang tepat. Terimakasih.